Thanks for sited and mailing list server to
Tempat diskusi orang Minang di Rantau
oleh :
Siegfried
Pendahuluan : Dalam era globalisasi ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi, jarak tidak lagi menjadi halangan. Batas negara dengan mudah bisa ditembus oleh arus informasi. Dengan teknologi Internet apa yang terjadi di negara-negara Barat sana bisa langsung diketahui saat itu juga di tempat kita. Begitu juga hal nya dengan pola merantau suku bangsa Minangkabau. Pulau Jawa tidak lagi merupakan tempat yang jauh untuk dicapai saat ini. Bahkan sudah banyak perantau Minang yang mencari kehidupan di luar negeri seperti Malaysia, Australia, dan Amerika. Mereka bertebaran disana dengan berbagai ragam tujuan. Sebagian ada yang melanjutkan sekolah, tugas belajar, dan tak sedikit yang telah menetap dan mencari sesuap nasi pagi dan petang di negara orang itu. Walaupun demikian, sifat dasar masyarakat Minang yang komunal tidaklah hilang begitu saja dari kehidupan para perantau itu kendati mereka hidup di masyarakat yang modern dan individualis. Kerinduan akan kampung halaman dengan suasananya yang akrab. Kerinduan akan lingkungan yang penuh dengan . pepatah-petitih dan ereang jo gendeang. . Kerinduan akan kesenian dan budaya Minang seperti randai, rabab, dan saluang. Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas, maka pada sekitar tahun 1994 (atau 1993 ?) dibentuklah Rantau Net. Jaringan E-mail yang berpusat di Universitas Stanford itu di komandoi oleh Sdr. Andy Maas, seorang anak muda Minang dari Pekan Baru yang kuliah di sana. Beliau saat ini bahu membahu dengan Sdr. Syafedi dan Sdr. Agus Daniel dalam mengelola Rantau Net ini. Selain itu juga ada Bapak Sjamsir Sjarif, urang awak yang telah lama menetap di Amerika Serikat sana. Tidak ketinggalan juga Uni Nurbaini, bekas dosen FMIPA Universitas Andalas yang kini juga bermukim di negara Paman Sam tersebut. Anggota dari Rantau Net ini berasal dari seluruh dunia. Tidak hanya dari kalangan suku bangsa Minangkabau saja, juga ada dari suku bangsa lain seperti Jawa. Bahkan pernah seorang bule yang berminat dengan adat dan kebudayaan Minangkabau menjadi anggota dan cukup aktif menulis disini. Tujuan Rantau Net : Tujuan utama pendirian Rantau Net ini pada mulanya adalah tempat saling bertukar pikiran dan tempat melepas kerinduan akan kampung halaman Ranah Minangkabau. Itulah sebabnya kadang Rantau Net ini juga dipanggil dengan sebutan . Palanta. yang mengingatkan anggotanya pada tempat duduk khas warung-warung kopi di kampung. Dengan adanya forum seperti ini, bisa melepaskan segala unek-unek yang biasanya ditulis dengan bahasa Minang. Ada yang logat Padang, Payakumbuh, dan Pariaman. Tapi juga tidak tertutup peluang untuk menggunakan bahasa Indonesia, terutama bagi para anggota yang lahir di rantau dan tidak begitu fasih lagi menggunakan bahasa Minang. Selain sebagai tempat melepas rindu terhadap kampung halaman, diharapkan juga forum Rantau Net ini bisa sebagai sarana informasi dan konsolidasi orang Minang di rantau mengingat penggunaan Internet bisa menjangkau seluruh dunia. Hal ini diperlukan apabila ada berita-berita mendadak yang perlu disebarkan atau disampaikan baik di dalam negeri sendiri (Indonesia), maupun dari dalam ke luar negeri atau sebaliknya. Sebagai forum konsolidasi, saat ini sedang direncanakan pembentukan organisasi . Rantau Fund. . Organisasi ini mungkin akan berbentuk satu yayasan non politis yang bertujuan memberikan sumbangan baik berbentuk moril maupun materil demi kemajuan daerah Sumatera Barat. Program kerjanya lebih ditekankan pada kepedulian terhadap kemajuan pendidikan dan budaya di Alam Minangkabau. Topik Diskusi : Pada umumnya topik obrolan yang mendominasi adalah cerita mengenai kerinduan terhadap ranah Minang. Berbagai macam gaya para anggota menumpahkan kerinduan ini. Untuk topik seperti ini sering ditemui kata-kata sendu seperti . ratok si anak dagang. , . rabab sajo nan ka manyampaikan. , lintuah yo lah lintuah. , atau . saluang panyampaian. . Inilah mungkin yang bisa disebut jiwa melankolis nya urang awak. Adat dan budaya juga mendapat perhatian yang khusus di forum ini. Apabila seorang menuliskan ide tentang hal ini, maka bermunculan berbagai macam komentar dari para anggota lain. Tentu lengkap dengan pepatah-petitih dan pantun-pantun adatnya. Bagaimana pelestariannya di alam modern ini ? Bagaimanakah aplikasi . adat nan tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan. pada zaman kiwari ini? Pembahasan yang kadang-kadang serius, tapi sering juga dibumbui dengan kelakar-kelakar khas orang Minang.Sering juga para anggota menulis tentang laporan pandangan matanya apabila mereka pulang kampung. Tulisan seperti inilah yang banyak ditunggu-tunggu oleh anggota yang lain. Tulisan yang mengingatkan perubahan yang terjadi saat ini di Sumatera Barat. Contohnya seperti bermunculannya berbagai industri baru di daerah awak. Banyak yang setuju, tapi banyak pula yang mempertanyakan dampak negatif nya terhadap adat dan budaya kita. Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa para anggota tersebut (biasanya dipanggil dengan sebutan . sanak. ) masih mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kampung halaman, walaupun mereka tinggal dan berdomisili jauh dari ranah Minang. Harapan : Sebagai forum diskusi dan tempat pelepas rindu terhadap kampung halaman, alangkah senangnya para anggota Rantau Net jika mempunyai akses langsung ke Ranah Minang. Bila ada para pelanggan Internet di Sumbar (penulis tidak tahu apakah Internet sudah masuk di Sumbar) yang ingin ikutan . maota. di Rantau Net silakan kirim subscription ke alamat : rantau-net@airland.com. Kami di Rantau Net membutuhkan banyak informasi dari kampung halaman, serta bimbingan dan arahan dalam berdiskusi mengenai adat dan budaya Minang. Kami harapkan sekali kehadiran mamak-mamak, adiak, uda, dan sanak-sanak sekalian. Kami tunggu ...! *) Penulis bekerja di Litbang PU dan anggota Rantau Net.
[
Sign GuestBook
] - [
View GuestBook
]
[ GuestBook by
TheGuestBook.com
]
Send mail to
damix@email.com
with questions or comments about this web site.
Copyright © 1999 RantauNet
Last modified: 19 June 1999